Assalamu’alaikum Warohamtullahi Wabarakatuh..
Ukhtii… Kabar Ukhtii bagaimana? Bagaimana betah kan di pesantren? Semoga selalu dalam lindungan Allah ya,..Amiinn..
Ukhtii,
dulu kamu pernah bilang kan, bahwa kita akan selalu menjadi sahabat dan
tak akan pernah ada rasa saling suka apalagi perasaan cinta, karena
cinta hanya akan melemahkan dan merenggangkan jarak diantara kita, masih ingat kan?
Sungguh,
aku sangat setuju dengan kesepakatan itu kesepakatan yang kita buat sewaktu di depan madrasah, ketika kamu memberikan selembar kertas kepadaku, tapi
itu dulu, ketika aku belum sadar bahwa perasaan akan berubah seiring
berjalannya waktu.
Ukhtii.. maafkan aku, sebenarnya selama ini aku
mengagumimu, tepatnya pertama kali ketika aku bertemu denganmu di
pesantren tua itu, dulu aku mengintip di balik jendela kamar, waktu kamu
daftar menjadi santri baru, haha..konyol sekali diriku, tapi entah kenapa saat itu pula ada hembusan rasa yang aku sendiri sulit tuk
mendefinisikannya. Selama itu pula aku mengagumimu dalam diamku.
Aku
lebur rasa itu bersamaan dengan rasa seorang sahabat, aku siap
menyediakan telingaku untuk selalu mendengarkan kisah kisah indahmu, aku
siap menyediakan lisanku jika kau ingin aku memberikan pendapat, bahkan
aku siap menjadi sandaran jika kamu lemah. Walaupun tak jarang aku
merasa cemburu dengan mereka yang kamu ceritakan, tapi apalah hakku,
bukankah seorang sahabat adalah yang selalu menjadi penghibur tatkala
sahabatnya kesusahan dan keyakinan itulah yang menepis rasa
cemburuku,..
dan perlu kamu tahu Ukhtii, rasa kagumku kini berubah
menjadi rasa cinta, maaf ya ukhtii atas kelancanganku,…aku tak bisa
membohongi diriku dengan perasaan ini, aku sadar bahwa rasa itu tumbuh
menjulang dalam hatiku dan ketika aku jauh darimu ada hembusan rasa
rindu kepadamu, yah…meskipun aku tak bisa bertemu denganmu, tapi aku
masih ingat dengan ucapan Ustadz pesantren kita, bahwa ketika kita
merindukan kekasih kita pada tingkatan tertinggi maka obat yang terbaik
adalah mendoakannya dalam kebaikan. Begitupun denganku, disini aku
selalu mendoakanmu dalam munajatku.
Ukhtii,…mungkin bagimu aku
memang seorang pengecut, setelah lima tahun lamanya kita bersama di
pesantren dan terjalin dalam ikatan sahabat, baru kali ini aku
mengungkapkan bahasa hatiku kepadamu, ketika aku sudah pergi jauh
darimu, maafkan aku ukhtii, aku tidak mengungkapkan perasaanku, karena
aku sadar bahwa rasa ini akan membuatmu menjauhiku, dan aku tak mau
kehilanganmu.
Kamu enang saja, rasa ini adalah rasa yang
tak perlu mendapatkan balasan, aku ikhlas dengan jawaban yang akan kamu
berikan, karena aku sadar bahwa rasa ini mungkin menyalahi kesepakatan
yang kita. hehe..
dan saat kamu baca surat ini mungkin kau
bertanya tanya, mengapa aku mencintaimu, itu karena namamu telah
dituliskan oleh Allah di hatiku,. Ukhtii, aku berharap suatu saat kita
bisa bertemu, bertemu sebagai seorang sahabat, karena aku yakin cintaku
hanya bertepuk sebelah tangan, jujur rasa rindu itu ada, rindu ketika kita
bercengkerama bersama, bercanda bersama dan saling berkirim surat dan apalagi
ketika kita ketahuan pengurus pesantren dan surat kita dibaca waktu
pengajian umum, ah…betapa malunya aku, dan kamu masih ingat kan? Saat
itu pula wajahmu langsung memerah meredam malu.. hahaha
Ukhtii,
sekali lagi maaf ya, untuk perasaanku, ijinkan aku mencintaimu, kamu
jangan sungkan untuk bercerita tentang kisah cintamu, karena aku akan
siap mendengarkannya, aku janji deh aku tidak akan cemburu apalagi sakit
hati,.. janji...
Ukhtii,, gak boleh sedih, sekali lagi aku tetap sahabatmu, mungkin dulu kamu percaya bahwa sahabat itu bisa menjadi cinta tapi cinta sulit untuk menjadi sahabat., tapi aku akan buktikan bahwa apa yang kamu bilang itu tak selamanya benar.
Kapanpun kamu butuh aku, aku akan siap, jangan karena aku mengungkapkan perasaan ini, lalu kamu menjaga jarak denganku, Janji ya jangan kayak gitu,..
Ukhtii..tetap semangat ya,, tetap ceria seperti yang selama ini aku kenal, cukup sampai disini surat dariku,
maaf jika bertele tele dan membuatmu kecewa, jika ada waktu mohon
dibalas ya, karena hanya lewat surat aku bisa mendengar kisahmu. terima
kasih ya atas semuanya, atas inspirasi dan motivasinya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh...
0 Comments
Post a Comment