KETIKA MEDIA KEHILANGAN ESENSINYA


Pagi ini, entah mengapa aku ingin mengungkapkan besitan pikiranku tentang media. aku kira media menjadi salah satu faktor berubahnya peradaban bangsa ini. walaupun itu secara halus dan banyak yang tidak menyadari. Media bertransformasi. Mulanya sebagai wadah penyampaian informasi. sekarang menjadi wadah eksistensi. dari mulai pejabat hingga penjahat. dan mulai Pengusaha sampai aparatur desa. semua dibahas dengan detil dan selayaknya
sebuah informasi. tapi sayang. media tak lagi menemukan jatidirinya. tak lagi menjunjung asas etika dan tujuan semula. kini media tak ubahnya. sebuah lapangan pekerjaan yang mengutamakan rating dan komersial. informasi dibuat buat untuk meningkatkan daya tarik. meskipun akan merugikan beberapa pihak dan cenderung mematikan pihak yang lain. itulah media. disetir dengan kekuasaan dan acap kali dijadikan senjata ampuh untuk membunuh lawan. mengubah iklim perdamaian menjadi kerusuhan. lebih banyak mengekspos permasalah di negeri ini. tapi tak ada solusi yang pasti. hanya menemukan narasumber dan tak ada tindakan nyata. lihat saja. dalam sehari perbandingan berita mengenai swasembada negeri ini lebih banyak mana dengan berita kasus pembunuhan dan tindak kriminal lainnya. itulah salah satu contoh media memberikan stimulus kepada kita bahwa Negara ini tak lagi aman. negara ini tak ada lagi kedamaian. padahal media hanya menggunakan satu lensa. ya lensa "mencari uang" tidak hanya arus informasi yang bertransformasi dan meninggalkan esensinya. tapi media hiburan yang menampang dalam setiap hari. bahkan media berupa pemberitaan kalah frekuensi denga media yang isinya hiburan -katanya- lihat saja dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi kita disuguhkan dengan acara acara hiburan. mulai dari sinetron, Ftv, acara Gosip, Kuis, Talkshow, Reality Show, Game, acara musik. semuanya dikemas dengan apiknya. mulai dari jam sibuk hingga prime time. sayangnya. acara acara tontonan itu tak bisa lagi yang menjadi tuntunan. bahkan lebih banyak menayangkan hal yang tak sepantasnya ditanyangkan. acara dengan konspan yang kurang jelas dan tidak tertata. bagaimana mungkin pada waktu prime time ketika anak anak sedang kumpul bersama keluarga. media mednyuguhkan acara dewasa. mulai dari cinta tak jelas. preman. dan acara cara yang "kesannya" laga. disinilah. perlahan tapi pasti. anak anak mulai kehilangan area mainnya. kita sudah jarang melihat anak anak berlarian di tanah lapang, atau bermain dengan teman sebayanya. kini mereka cenderung melakukan hal hal yang dilakukan oleh orang dewasa. mereka tak lagi sosialis tapi individualis. tak heran kalau ada berita bahwa anak anak SD sudah mengerti perbuatan yang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa yang sudah memiliki ikatan halal. miris. sungguh. ketika anak anak yang menjadi tumpuan harapan bangsa ini sudah tercekoki dengan hal hal yang merusak daya pikir mereka. merusak kreativitas mereka. mereka terkungkung. dunia mereka dimusnahkan secara perlahan dan mereka ditumbuhkan menjadi orang yang acuh pada sesama dan berpikir instan serta tidak bisa menghargai sebuah proses perjuangan. inilah seklumit gambaran wajah media di negeri ini. meskipun media dan acara TV adalah tontonan dan kembali lagi kita harus menyaring acara acara mana yang layaknya kita konsumsi. tapi bagaimana kita menyaring kalau acaranya nggak ada yang bisa disaring. apakah kita harus mematikan TV atau sekalian TV dimusnahkan. bukan itu. aku hanya menyayangkan bahwa adik adikku. kehilangan dunia kecil mereka. kehilangan bermain air gobangan. kehilangan dunia polos tanpa beban. #cahangon semarang, tanggal dan tahun ini