Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memiliki budaya yang sudah turun temurun, bahkan sebelum Islam datang, kemudian ketika ajaran Islam mulai menyebar di Nusantara, pada muballigh tidak serta merta menghapus budaya atau adat istiadat yang sudah ada, karena hal itu dapat mengakibatkan masyarakat malah membenci ajaran islam, sehingga mereka melakukan dakwah dengan berbagai metode, salah satunya yaitu melalui pendekatan budaya atau akulturasi, budaya budaya yang sudah ada di kemas menjadi suatu kegiatan yang tetap pada koridor ajaran Islam, hal ini ternyata membuahkan hasil, sehingga Islam dapat tersebar luas di Nusantara.

Khususnya di Jawa, banyak sekali tradisi dan ritual yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat, tradisi ini pun sudah berkolaborasi dengan ajaran Islam, sehingga tidak menyeleweng dari Syariat, berikut ini merupakan tradisi tradisi islam jawa yang masih dijumpai di tengah tengah masyarakat.

1.    Kehamilan dan Kelahiran
a.    Ngupati atau Ngapati
Yaitu ritual yang dilakukan pada saat kehamilan mencapai usia 120 hari atau 4 bulan
b.    Nglimani
Yaitu ritual yang dilakukan pada kehamilan pertama saat usia kandungan mencapai 5 bulan
c.    Mitoni atau Tingkeban
Yaitu ritual yang dilakukan pada usia kehamilan mencapai 7 bulan
d.    Nyangani
Yaitu ritual yang dilakukan pada kehamilan pertama saat usia kandungan mencapai usia 9 bulan
e.    Brokohan atau Krayan
Yaitu selamatan kelahiran bayi pada hari lahirnya, biasanya juga diperkenalkan nama bayi
f.     Sepasaran
Yaitu selamatan hari ke-5 kelahiran bayi, biasanya disertai kenduri dan bancakan
g.    Puputan
Yaitu selamatan setelah sisa tali pusar si bayi lepas
h.    Selapanan
Yaitu selamatan hari ke 35 dari kelahiran bayi biasanya disertai kenduri dan bancakan
i.      Tedhak Siti
Yaitu selamatan anak usia 7 lapan (245 hari/ 7x35 hari) disini juga bayi didoakan semoga menjadi anak yang sholih sholihah dan berbakti pada agama, nusa dan bangsa
j.      Setahunan
Yaitu selametan ketika anak berusia satu tahun.

2.    Pernikahan dan Perkawinan
a.    Kumbakarnan
Yaitu ritual selamatan setelah muswayarah berkaitan dengan upacara pernikahan, umumnya dilakukan 7 hari sebelum acara pernikahan dilaksanakan
b.    Pasang tarub
Yaitu selamatan yang dilakukan pada dua atau sehari sebelum acara pernikahan digelar
c.    Midadareni dan Majemukan
Yaitu ritual selamatan malam upacara, sekaligus pelaksanaan tebusan kembar mayang, yaitu calon pengantin laki-laki “nyantri” di rumah calon istri (tradisi warisan nabi Musa di rumah mertuanya, Nabi Syuaib) setelah kembar mayang lalu dilaksanakan majemukan yaitu selametan untuk mendoakan keselamatan acara yang akan dilaksanakan.
d.    Selamatan Walimahan
Yaitu selamatan yang dilaksanakan setelah usai ijab qabul atau setelah upacara pernikahan.
e.    Sepasaran Manten
Yaitu selamatena yang dilakukan pada hari ke-5 setelah pernikahan.

3.    Kematian
a.    Surtanah
Yaitu ritual setelah mayat dikebumikan, dan berdoa agar ruhnya diterima di sisi Allah SWT
b.    Nelung Dina
Yaitu selamatan hari ketiga dari kematian, untuk mendoakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkan.
c.    Ngejekno
Yaitu selametan mulai hari pertama hingga hari ketujuh setelah kematian mayit. Untuk mendoakan mayit agar mendapatkan ampunan dari Allah dan diterima amal kebaikannya.
d.    Mitung Dina
Yaitu selamatan hari ke 7 setelah kematian berisi doa doa untuk kebaikan si mayit
e.    Matang Puluh
Yaitu selamatan hari ke-40 dari wafat, biasanya disertai dengan khataman Al Quran, tujuannya mendoakan agar ruh dapat diterima segala amal kebaikannya oleh Allah SWT.
f.     Nyatus
Yaitu selametan yang dilaksanakan pada hari ke -100 setelah wafat, tujuannya sama dengan selamatan matang puluh
g.    Mendhak Pisan
Yaitu peringatan satu tahun pertama dari kematian tujuannya untuk memintakan ampunan bagi ruh si mayit
h.    Mendhak Pindho
Yaitu peringatan dua tahun dari kematian tujuannya untuk memintakan ampunan bagi ruh si mayit
i.      Nyewu Dino
Adalah upacara purna bagi seseorang yang meninggal, pada hari ke -1000 setalah wafat.
j.      Haul (Kol)
Yaitu selametan peringatan yang diadakan setiap tahun bagi orang yang sudah meninggal. Dilaksanakan pada hari (dan pasaran) dan bulan wafat, mendoakan  mayit agar mendapatkan ampunan dan diterima di sisi Allah SWT.

Demikian berbagai macam ritual dan tradisi masyarakat Islam Jawa yang menggabungkan antara tradisi leluhur dengan syariat Islam, selamatan selamatan di atas dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada tradisi dan adat yang ada di lokasi pelaksanaan, tapi sama sama berisikan doa doa yang tidak melanggar syariat Islam.


Sumber:
Sholikhin, M. 2010. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi